Pages

Rabu, 20 Juli 2016

Asuhan Keperawatan Meningitis (Ucik Wilujeng R. - 2B)



Seperti yang kita ketahui di indonesia, mengingat jumlah penyebaran penyakit infeksi semakin hari semakin meningkat, baik menyerang anak-anak, dewasa dan lansia pada umumnya. Sehingga saya memilih kasus meningitis ini.
Penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius karena letaknya dekat dengan otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah dan cairan otak. Mengingat cara penyebaran yang sederhana dan dampaknya yang mematikan walaupun setelah mendapatkan perawatan maka penanganannya pun juga harus tepat.
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2001). Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001). Sedangkan menurut saya sendiri meningitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi dan ditularkan melalui virus, bakteri atau mikoorganisme lain.
Secara umum meningitis terbagi menjadi lima yaitu: 1) Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia. 2) Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa. Meningitis disebabkan oleh lima faktor yaitu 1) meningitis bakterialis: meningitis ini disebabkan oleh bakteri dan menyebar melalui kontak jarak dekat. Jika tidak segera ditangani, bisa menyebabkan kerusakan otak parah, kehilangan indera pendengaran dan menimbulkan infeksi pada darah. Penderita meningitis bakterialis kebanyakan menyerang bayi berusia dibawah satu tahun. 2) meningitis virus: penyebab meningitis virus adalah virus yang bisa menyebar melalui batuk, bersin, dan lingkungan yang tidak higienis. Meningitis virus memiliki kesamaan gejala dengan flu. Anak berusia dibawah lima tahun dan seseorang dengan sistem kekebalan tubuh lemah memiliki resiiko lebih besar untuk tertular meningitis virus. 3) meningitis jamur: meningitis yang biasanya merupakan hasil dari menyebarnya jamur di sumsum tulang belakang melalui aliran darah. Resiko seseorang terkena meningitis jamur akan meningkat ketika sistem kekebalan tubuhnya terganggu, seperti pada penderita HIV dan kanker. Beberapa gejala meningitis jamur adalah penderita akan sensiitif terhadap cahaya dan merasa kebingungan, 4) meningitis parasit: meningitis ini disebabkan oleh parasit yang biasanya masuk kedalam tubuh mlalui hiidung. Amuba yang menyebabkan meningitis parasit umumnya adalah Naegleria Fowleri. Amuba ini biasanya ditemukan pada danau, sungai, air tawar yang bersuhu hangat, sumber air panas bumi, kolam renang yang tidak dirawat, pemanas air dan tanah, 5) meningitis non infeksi: ada lebih dari satu faktor penyebab meningitis non infeksi. Meningitis jenis ini tidak menular dan memiliki gejala umum yang sama seperti meningitis jenis lainnya. dan beberapa penyakit serta kondisi. Adapun tanda dan gejalanya antara lain: nyeri pada persendian, menggigil, kulit kelihatan pucat, muncul bintik-bintik merah pada tubuh dan bibir nampak berwarna biru.
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila menemui seseorang dengan meningitis adalah jangan takut dan tetap tenang, segera mencari bantuan tenaga kesehatan. Jangan takut untuk bertanya informasi mengenai meningitis kepada tenaga kesehatan atau dokter. Adapun cara pencegahannya yaitu a) dengan pemberian vaksin, vaksin diberikan ketika berusia 11 sampai 12 tahun atau 16 sampai 21 tahun. Pada usia tersebut rawan terkena meningitis. b) menjaga jarak dengan pasien penderita meningitis, menjaga jarak dengan penderita meningitis sangat diperlukan. Karena bakteri yang terdapat pada cairan hidung maupun mulut dapat menular ketika bersin atau batuk. c) rajin mencuci tangan, hal ini dapat dilakukan karena merupakan salah satu cara pencegahan dari penyakit meningitis, d) jaga kekebalan tubuh merupakan kekebalan yang sangat diperlukan agar tubuh semakin kebal terhadap bakteri penyebab penyakit. Tidur yang cukup akan memacu kesehatan tubuh agar tetap terjaga staminanya. Untuk penanganan meningitis diperlukan perawatan dirumah yang mana akan sangat membantu pasien. Perawatan dirumah hanya diberikan untuk yang menderita meningitis virus. Namun tetap harus melihat adanya gejala bahaya seperti: muntah yang terus menerus, sakit kepala yang bertambah parah, kejang, lemah atau baal didaerah tangan atau kaki, kesulitan untuk berbicara, sulit menelan atau berjalan, sangat mengantuk. Perlu tidaknya dirawat tergantung dari penyebab meningitisnya. Bila dikarenakan virus biasanya hanya mengobati gejalanya saja. Namun bila karena bakteri perawatan akan dilakukan di ICU untuk kepentingan observasi. Bila diketahui kondisinya semakin hari semakin memburuk maka harus dipasangkan alat bantu pernafasan.
Asuhan keperawatan terdiri dari melakukan pengkajian, menentukan diagnosa, merencanakan tindakan yang akan dilakukan (intervensi), melakukan tindakan yang sudah direncanakan (implementasi) dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang sudah diberikan. Disini saya hanya akan memaparkan tiga dari 5 langkah proses keperawatan yaitu melakukan pengkajian, menentukan diagnosa dan menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan.
Pengkajian yang pertama yaitu: pada Aktivitasnya, dimana pasien memiliki perasaan tidak enak dengan ditandai mulai menurunnya kemampuan pada gerakan otot.
Pengkajian yang kedua yaitu: pola makan, pasien kehilangan nafsu makannya diakibatkan sulit menelan. Hal ini menyebabkan pasien tampak lemas sehingga keluar makanan yang dimakan (muntah) dan membran mukosa nampak kering.
Pengkajian yang ketiga yaitu: gangguan keamanan, dimana pasien mengalami sakit kepala yang mengakibatkan pasien tampak meringis kesakitan ditambah rasa gelisah yang tidak henti dikeluhkan oleh pasien dan disertai menangis.
Pengkajian yang keempat yaitu: pola pernafasan, pasien memiliki riwayat terkena penyakit paru tandanya peningkatan kerja pernafasan.
Diagnosa pada meningitis pada umumnya sangat banyak namun, saya disini hanya akan mengambil 4 di antaranya adalah 1) Resiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan berhubungan dengan edema serebral, hipovolemia. 2) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi. 3) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan. 4) Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
Diagnosa 1: Resiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan berhubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
Tujuan: perfusi jaringan cerebral optimal secara bertahap setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 7x24 jam
Intervensi: kaji karakteristik nyeri (intensitas, lokasi, frekuensi dan faktor yang mempengaruhi)
Rasional: penurunan tanda dan gejala neurologis atau kegagalan dalam pemulihannya merupakan awal pemulihan dalam memantau TIK
Intervensi: kaji tanda peningkatan TIK (kaku kuduk, muntah dan penurunan kesadaran
Rasional: untuk mengetahui potensial peningkatan TIK
Intervensi: kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi obat-obatan neurologis.
Rasional: sebagai terapi terhadap kehilangan kesadaran akibat kerusakan otak, kecelakaan lalu lintas dan operasi otak.
Diagnosa 2: Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
Tujuan: agar nyeri yang dirasakan pasien hilang
Intervensi:  berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
Rasional: meningkatkan vasokontriksi, penumpukkan resepsi sensori yang selanjutnya akan menurunkan nyeri
Intervensi: berikan dukungan untuk menemukan posisi yang nyaman (kepala agak tinggi)
Rasional: menurunkan iritasi meningeal, ketidaknyamanan lebih lanjut
Intervensi: berikan latihan rentang gerak aktif atau pasif
Rasional: dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot yang dapat meningkatkan nyeri atau tidak nyaman.
Diagnosa 3: Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan.
Tujuan: pasien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya dengan kriteria hasil yang ingin dicapai antara lain: pasien dapat mempertahankan posisi tubuh secara optimal seperti tidak adanya kontraktur, mempertahankan fungsi tubuh yang terkena, pasien dapat ikut serta dalam program latihan, mempertahankan integritas kulit.
Intervensi: kaji kemampuan secara fungsional atau luasnya kerusakan awal dengan cara yang teratur melalui skala 0 sampai 4
Rasional: mengindentifikasikan kekuatan atau kelemahan dan dapat memberikan informasi mengenai pemulihan.
Intervensi: ubah posisi minimal setiap 2 jam
Rasional: menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang dinilai terdapat tekanan.
Intervensi: ajarkan pasien latihan rentang gerak aktif dan pasif, libatkan keluarga dalam melakukan tindakan
Rasional: meminimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur.
Intervensi: inspeksi kulit terutama pada daerah yang tertekan dan menonjol secara teratur, lakukan massage pada daerah yang tertekan, sanggah tangan dan pergelangan dengan lurus
Rasional: titik-titik tekanan pada daerah yang menonjol paling beresiko untuk terjadinya penurunan perfusi atau iskemia.
Intervensi : kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik pasien.
Rasional: peningkatan kemampuan dalam mobilisasi ekstremitas dapat di tingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi.
Diagnosa 4: Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
Tujuan: agar ansietas dapat berkurang atau hilang
Intervensi: diskusikan dalam tindakan keamanan
Rasional: menurunkan ansietas karena ketidaktahuan dan takut menjadi kesepian
Intervensi: Dorong pasien dalam mengekspresikan ketakutan atau masalah
Rasional: mendefinisikan masalah dan pengaruh pilihan intervensi
Intervensi: mengakui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marah
Rasional: memberikan dukungan emosi yang dapat membantu pasien melalui penilaian awal, juga selama pemulihan.
REFERENSI
Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta : EGC.
Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.
Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.
Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.
Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.
diakses pada 21 juli 2016 pukul 0:55


Rabu, 03 Juni 2015

Langkah - Langkah Pengoprasian Uji T (SPSS)

1.  One Sample T Test / Uji t satu sampel

One sample t test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel.
Uji t sebagai teknik pengujian hipotesis deskriptif memiliki tiga criteria yaitu uji pihak kanan, kiri dan dua pihak.
Uji Pihak Kiri : dikatakan sebagai uji pihak kiri karena t tabel ditempatkan di bagian kiri Kurva
Uji Pihak Kanan : Dikatakan sebagai uji pihak kanan karena t tabel ditempatkan di bagian kanan kurva.
Uji dua pihak : dikatakan sebagai uji dua pihak karena t tabel dibagi dua dan diletakkan di bagian kanan dan kiri
-       Contoh Kasus
Contoh Rumusan Masalah : Bagaimana tingkat keberhasilan belajar siswa
Hipotesis kalimat :
  1. Tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan (uji pihak kiri / 1-tailed)
  2. Tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan (uji pihak kanan / 1-tailed)
  3. Tingkat keberhasilan belajar siswa tidak sama dengan 70% dari yang diharapkan (uji 2 pihak / 2-tailed)
————————————————————————————————-
Pengujian Hipotesis : Rumusan masalah Satu
Hipotesis kalimat
Ha : tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% dari yang diharapkan
Ho : tingkat keberhasilan belajar siswa paling rendah 70% dari yang diharapkan
Hipotesis statistik
Ha : µ 0 < 70%
Ho : µ 0 ≥ 70%
Parameter uji : –
Jika – t tabel ≤ t hitung maka Ho diterima, dan Ha di tolak
Jika – t tabel > t hitung maka Ho ditolak, dan Ha diterima
Penyelesaian Kasus 1 (uji t pihak kiri)
Data yang hasil ulangan matematika siswa sebanyak 37 siswa. data dapat didownload DATA uji t one sampel
DATA NILAI
No
Nilai
1
67
2
75
3
81
4
60
5
80
6
75
7
71
8
68
9
80
10
78
11
71
12
80
13
65
14
57
15
78
16
63
17
76
18
73
19
63
20
65
21
72
22
80
23
75
24
67
25
72
26
79
27
80
28
81
29
75
30
71
31
74
32
65
33
55
34
70
35
72
36
82
37
67

Klik Analyze – Pilih Compare Means, lalu pilih One Sample T Test
Masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable Box, abaikan yang lain kemudian klik OK
Selanjutnya
Uji Normalitas data : Klik Analyze, Pilih Non Parametrics Test – pilih 1 Sampel K-S,
masukkan variabel nilai ke dalam Test Variable List, kemudian Klik OK

Hasil

Hasil uji di atas menunjukkan bahwa t hitung = 61.488. T tabel diperoleh dengan df = 36, sig 5% (1 tailed) = 1.684. Karena – t tabel < dari t hitung (-1.684 < 61.488), maka Ho diterima, artinya tingkat keberhasilan belajar siswa paling tinggi 70% tidak terbukti, bahkan lebih dari yang diduga yaitu sebesar 74.3489
Hasil uji normalitas data menunjukkan nilai Kol-Smirnov sebesar 0.600 dan Asymp. Sig tidak signifikan yaitu sebesar 0.864 (> 0.05), sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal


2.  Uji T berpasangan 2 kelompok
Suatu penelitian dilakukan untuk menguji perbedaan stress kerja karyawan yang bekerja di ruangan yang bersifat tradisional lalu pendah pada ruangan yang modern.
Apakah terdapat perbedaan stres karyaman ketika berada di ruangan tradisional dengan ketika berada diruangan modern?
langkah-langkah melakukan uji T berpasangan:
1.    Memeriksa syarat uji t untuk kelompok berpasangan:
·      Sebaran data harus normal
·      varians data tidak perlu diuji karena kelompok data berpasangan
2.    Jika memenuhi syarat (sebaran data normal), maka dipilih uji t berpasangan.
3.    Jika tidak memenuhi syarat (sebaran data tidak normal) dilakukan terlebih dahulu transformasi data.
4.    Jika variabel baru hasil transformasi mempunyai sebaran data yang normal, maka dipakai uji t berpasangan
5.    Jika variabel baru hasil transformasi mempunyai sebaran data yang tidak normal, maka dipilih uji wilcoxon.
Setelah kita memperoleh data dan memasukkan ke dalam SPSS, maka hasilnya sebagai berikut:



Pada tahap pertama memeriksa syarat uji t berpasangan. syaratnya yaitu data harus bersebaran normal sehingga perlu dilakukan uji normalitas. Sesuai dengan langkah-langkah uji normalitas diperoleh hasil (untuk belum tahu bisa lihat pada postingan sebelumnya[TUTORIAL] Uji normalitas dengan SPSS)


Dengan melihat hasil test of normality Shapiro-Wilk, diperoleh hasil nilai P-value untuk kedua kelompok data adalah lebih dari 0,05. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa distribusi kedua kelompok data adalah normal.
Karena syarat data berdistribusi normal terpenuhi, maka uji hipotesis yang dipergunakan adalah uji t berpasangan.
Langkah-langkah uji t berpasangan:
• Analyze, kemudian compare means....Paired sample t
• Masukkan kedua variabel ke dalam kotak paired variables.
• kemudian continue...ok...Hasilnya sebagai berikut



Intrepretasi hasil uji t berpasangan:
1. Bagian paired samples statistics menggambarkan deskripsi masing-masing variabel.
2. Bagian paired samples correlation menunjukkan korelasi antara dua variabel. Tampak korelasi kuat(0,921) dan signifikan (sig=0,000). Salah satu syarat uji t berpasangan adalah kedua kelompok data saling berkorelasi tinggi (r>0,9)
3. Tabel ke tiga Paired Sample Test menggambarkan hasil uji t berpasangan. Lihat kolom sig.(2 tailed). diperoleh nilai significancy 0,492(p>0,05), artinya "tidak ada perbedaan rerata stres karyawan yang berada pada ruang tradisional dengan berapa pada ruang modern".

3.       Uji T Berpasangan
Uji-t menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara statistik satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila kita ingin membandingkan mean dan keragaman dari dua kelompok data, dan cocok sebagai analisis dua kelompok rancangan percobaan acak.


Uji t berpasangan (paired t-test) biasanya menguji perbedaan antara dua pengamatan. Uji t berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa. Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya. Lanjutan dari uji t berpasangan adalahuji ANOVA berulang.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t dalam uji-t berpasanganadalah:


Uji-t berpasangan menggunakan derajat bebas n-1, dimana n adalah jumlah sampel.

Hipotesis pada uji-t berpasangan yang digunakan adalah sebagai berikut:


H0: D = 0 (perbedaan antara dua pengamatan adalah 0)



Ha: D ≠ 0 (perbedaan antara dua pengamatan tidak sama dengan 0).

Ilustrasi:


Jika kita ingin membandingkan nilai matematika siswa di sebuah sekolah sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan belajar, data yang diberikan adalah sebagai berikut:




Dengan SPSS 17.0 langkahnya sangat mudah:
1Pertama-tama input data sebagai berikut:

2. Kemudian pilih Analyze – Compare Means – Paired Samples T test, seperti berikut:



3.Setelah muncul kotak dialog Paired-T test, masukkan kedua variabel ke kotak Paired Variables, kemudian klik continue – OK,


4. Akan ditunjukkan output sebagai berikut:


5. Interpretasi
Nilai t-hitung yang dihasilkan adalah 4,015 pada derajat bebas 14 lebih besar daripada nilai t-tabel sebesar 1,761 (lihat tabel sebaran t). nilai sig.2-tailed lebih kecil daripada nilai kritik 0,05 (0,001 < 0,05) berarti kita dapat menolak H0 dimana perbedaan adalah tidak sama dengan nol, artinya tidak terdapat perkembangan signifikan dari hasil bimbingan belajar yang dilakukan terhadap bidang studi matematika di sekolah tersebut.(yoz).

4.  Uji T independen dan dependen
-  Independen
1.    Buka lembar kerja SPSS, kemudian klik Variabel view, pada bagianName pertama tuliskan Nilai. Kemudian untuk Name kedua tuliskan kelompok, kemudian pada bagian decimals yang kedua ganti dengan 0, lalu klik pada bagian value yang kedua hingga muncul kotak dialogvalue label, pada kotak value isikan 1 dan kotak label isikan kelompok A, lalu klik Add, kemudian isikan lagi pada kotak value dengan isian 2 dan kotak label isikan kelompok B, lalu klik add dan ok (biarkan yang lainnya tetap default jangan di otak atik).


Jika sudah benar, maka tampilannya seperti gambar dibawah ini

2.    Klik variable view, kemudian untuk nilai isikan dengan nilai diatas dan untuk
kelompok isikan 1 untuk nilai kelompok A dan 2 untuk nilai kelompok B


3.        Kalau sudah, klik Analyze – compare means – independent sample T-test...


4.        Muncul kotak diaolog independent sample T-test, kemudian masukkan variable nilai ke kotak Test Variable (s) dan masukkan variable kelompok ke kotak grouping variable.

5.        Klik define grouping, pada kotak group1 isikan 1 dan kotak group2 isikan 2, lalu klik continue.

6.        Selanjutnya klik options, kemudian pada kotak confidence interval percentage isikan 95, lalu klik continue

7.        Setelah semua beres, maka klik ok dan akan muncul output SPSS

-          Interpretasi output SPSS uji independent sample T-test perhatikan pada output independen sample t-test, berdasarkan output diatas di peroleh nilai sig (2- tailed) sebesar 0.039 < 0.05, maka sesuai dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t-test, maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa terdapat perbedaan antara rata-rata prestasi belajar kelompok A dengan kelompok B.
-        Uji Rata-Rata Dua Sampel Dependen/Berpasangan Menggunakan SPSS
Berikut ini akan saya paparkan langkah pengerjaan Uji Rata-Rata Dua Sampel Berpasangan secara statistik dan dengan menggunakan software:
Langkah Pengujian Menggunakan SPSS
1. Entri data dengan format yang sama seperti excel
2. Klik Analyze→ Compare Means → Paired Sample T Test

3.  Masukkan sebelum ke variable 1 dan sesudah ke variable 2, kemudian klik OK



4. Maka akan keluar output sbb:
Paired Samples Test


Paired Differences
t
df
Sig. (2-tailed)


Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference


Lower
Upper
Pair 1
VAR00002 - VAR00003
.18750
2.45544
.61386
-1.12091
1.49591
.305
15
.764

Statistik Observasi: t= 0.305, p-value: 0.764
Keputusan: Tidak Tolak H0
Kesimpulan: dengan tingkat keyakinan 95 persen dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara rata-rata sebelum dan sesudah.

5.       Uji one way INOVA
Anova merupakan singkatan dari "analysis of varian" adalah salah satu uji komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data lebih dari dua kelompok. Misalnya kita ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata IQ antara siswa kelas SLTP kelas I, II, dan kelas III. Ada dua jenis Anova, yaitu analisis varian satu faktor (one way anova) dan analisis varian dua faktor (two ways anova). Pada artikel ini hanya akan dibahas analisis varian satu faktor.
·      Untuk melakukan uji Anova, harus dipenuhi beberapa asumsi, yaitu:
1.         Sampel berasal dari kelompok yang independen
2.         Varian antar kelompok harus homogen
3.         Data masing-masing kelompok berdistribusi normal (Pelajari juga tentang uji normalitas).
Asumsi yang pertama harus dipenuhi pada saat pengambilansampel yang dilakukan secara random terhadap beberapa (> 2) kelompok yang independen, yang mana nilai pada satu kelompok tidak tergantung pada nilai di kelompok lain. Sedangkan pemenuhan terhadap asumsi kedua dan ketiga dapat dicek jika data telah dimasukkan ke komputer, jika asumsi ini tidak terpenuhi dapat dilakukan transformasi terhadap data. Apabila proses transformasitidak juga dapat memenuhi asumsi ini maka uji Anova tidak valid untuk dilakukan, sehingga harus menggunakan uji non-parametrik misalnya Kruskal Wallis.
Prinsip Uji Anova adalah melakukan analisis variabilitas data menjadi dua sumber variasi yaitu variasi di dalam kelompok (within) dan variasi antar kelompok (between). Bila variasi withindan between sama (nilai perbandingan kedua varian mendekati angka satu), maka berarti tidak ada perbedaan efek dari intervensi yang dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan tidak ada perbedaan. Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih besar dari variasi didalam kelompok, artinya intervensi tersebut memberikan efek yang berbeda, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan.

Setelah kita pahami sedikit tentang One Way Anova, maka mari kita lanjutkan dengan mempelajari bagaimana melakukan uji One Way Anova dengan SPSS.

Sebagai bahan uji coba, maka kita gunakan contoh sebuah penelitian yang berjudul "Perbedaan Pendapatan Berdasarkan Pekerjaan". Di mana pendapatan sebagai variabel terikat bertipe data kuantitatif atau numerik sedangkan pekerjaan sebagai variabel bebas berskala data kualitatif atau kategorik, yaitu dengan 3 kategori: Tani, Buruh dan Lainnya. (Ingat bahwa uji One Way Anova dilakukan apabila variabel terikat adalah interval dan variabel bebas adalah kategorik). (Pelajari juga tentang Pengertian Data).

Langsung Saja:
-            Tutorial One Way Anova
·  Buka SPSS
·  Buka Tab Variable View, buat 2 variabel: Pekerjaan dan Pendapatan
·  Ubah Type Pekerjaan ke "Numeric", Decimals "0", beri label "Pekerjaan", ubah measure menjadi "Nominal" dan isi value dengan kategori: 1 = Tani, 2 = Buruh dan 3 = Lainnya
·  Ubah Type Pendapatan ke "Numeric", Decimals "0", beri label "Pendapatan", ubah measure menjadi "Scale".






·       Buka Data View dan isikan data sebanyak 24 responden sebagai berikut:


·       Pada menu, pilih Analyze, Compare Means, One-Way ANOVA, sampai muncul jendela One-Way ANOVA seperti di bawah ini:

·       Pilih variabel "Pendapatan" lalu masukkan ke kotak "Dependent List:" Kemudian pilih variabel "Pekerjaan" lalu masukkan ke kotak "Factor:" Sehingga nampak seperti di bawah ini:


·       Klik tombol Options, akan muncul jendela ini: Centang "Descriptive" dan "Homogenity of variance test"

·       Klik Continue
·       Masih dijendela One Way ANOVA, klik tombol Post Hoc, sampai muncul jendela ini: Centang Bonferroni dan Games-Howell serta biarkan significance level = 0,05.


·         Klik Continue
·         Lalu Klik OK dan Lihatlah hasil!
Hasil terilhat sebagai berikut:


6.     KORELASI
Merupakan teknik statistik yang digunakan untuk meguji ada/tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih.
- Korelasi yang akan dibahas dalam pelatihan ini adalah :
1. Korelasi sederhana pearson & spearman
2. Korelasi partial
3. Korelasi ganda.
=> KOEFISIEN KORELASI
Besar kecilnya hubungan antara dua variabel dinyatakan dalam bilangan yang disebut Koefisien Korelasi
a. Besarnya Koefisien korelasi antara   -1   0  +1
b. Besaran koefisien korelasi  -1 & 1 adalah korelasi yang sempurna
c. Koefisien korelasi 0 atau mendekati 0 dianggap tidak berhubungan antara dua variabel yang diuji
=> ARAH HUBUNGAN
a. Positif (Koefisien 0 s/d 1)
b. Negatif (Koefisien 0 s/d -1)
c. Nihil (Koefisien 0)

1. Input data ke SPSS.
Ada 2 view dalam SPSS, yaitu Data View dan Variable View. Data di input ke Data View. 



Sementara Variable View digunakan untuk memberi nama variabel. 



2. Langkah selanjutnya yaitu Uji Normalitas. Untuk melakukannya, pilih menu Analyze, kemudian pilih Descriptive Statistics, lalu Explore.


Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Dependent List. Kemudiakn klik Plots. Lalu aktifkan box Normality plots with tests, klik Continue lalu OK.




Ini hasil Uji Normalitas

3. Tahap selanjutnya adalah tahap analisis. Pilih menu Analyze, lalu Correlate dan klik Bivariate.


Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Variables. Aktifkan box Pearson dan klik OK.




Ini hasil analisis Korelasi Pearson

4. Untuk melakukan analisis Korelasi Spearman, caranya sama seperti melakukan analisis Korelasi Pearson. Hanya saja, box yang diaktifkan saat kotak dialog muncul adalah box Spearman. Kemudian klik OK.




Ini hasil analisis Korelasi Spearman

5. Untuk melakukan analisis Korelasi Partial. Pilih menu Analyze, lalu Correlate dan klik Partial. 


Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Variables, dan variabel Tahun ke kotak Controlling for. Klik OK.



Ini hasil analisis Korelasi Partial

6. Selanjutnya yaitu analisis Korelasi Ganda. Karena tidak ada menu khusus korelasi ganda di SPSS, maka menggunakan regresi. Pilih menu Analyze, lalu Regression dan klik Linear. 



Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor ke kotak Dependent dan variabel Pendapatan Nasional ke kotak Independent(s). Lalu klik OK.



Ini hasil analisis Korelasi Ganda

7.   REGRESI LINIER SEDERHANA
Analisis regresi linear sederhana merupakan salah satu metode regresi yang dapat dipakai sebagai alat inferensi statistik untuk menentukan pengaruh sebuah variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Uji Regresi linear sederhana ataupun regresi linier berganda pada intinya memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1.         Menghitung nilai estimasi rata-rata dan nilai variabel terikat berdasarkan pada nilai variabel bebas.
2.         Menguji hipotesis karakteristik dependensi
3.         Meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkaun sample.

Tahap selanjutnya yaitu analisis regresi. Untuk melakukan analisis Regresi Sederhana, pilih menu Analyze, lalu Regression dan klik Linear. 


Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Nilai Impor ke kotak Dependent dan variabel Pendapatan Nasional ke kotak Independent(s). Klik OK.



Ini hasil analisis Regresi Sederhana

8. Untuk melakukan analisis Regresi Ganda. Pilih menu Analyze, lalu Regression dan klik Linear. Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel Tahun ke kotak Dependent, sedangkan variabel Nilai Impor dan Pendapatan Nasional ke kotak Independent(s). Klik Statistics. Aktifkan box Collinearity diagnostics dan klik Continue. Klik OK.




Ini hasil analisis Regresi Ganda

NB : Setiap selesai melakukan analisis, hasil analisisnya di save. Setelah semuanya selesai, data yang diinput pertama kali juga di save.